Kondisi Si Bengal Ariel Sharon Kian Kritis

Kondisi kesehatan mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon,  pembantai 3.500-8.000
orang pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila kian memburuk. Rumah sakit menyebut kondisi Sharon sudah sangat kritis.
“Dalam beberapa jam ini, kondisi mantan perdana menteri Ariel Sharon kian memburuk. Kondisinya sangat kritis dan keluarganya saat ini berada di sampingnya sepanjang waktu,” demikian bunyi pernyataan dari Rumah Sakit Sheba yang berada dekat kota Tel Aviv tempat Sharon dirawat, seperti dilansir AFP, Kamis (9/1/2014).
Sumber di rumah sakit yang dikutip media lokal menyebut umur Sharon tinggal beberapa hari lagi. “Bahkan bisa jadi tinggal beberapa jam,” bisik sumber tersebut.
Minggu (5/1) lalu, direktur rumah sakit Zeev Rotstein menyebut kematian Sharon sudah dekat.
Eks pemimpin kubu nasionalis sayap kanan dalam politik Israel itu mengalami stroke akut pada 4 Januari 2006 silam. Sejak itu, pemimpin politik yang dikenal dengan kebijakan garis kerasnya terhadap rakyat Palestina ini mengalami koma yang tidak pulih-pulih hingga kini. Hidup pun bukan, mati pun enggan.
Keprihatinan terhadap kondisi Sharon datang dari para sekutunya. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry yang tiba di Israel pada awal kunjungan 4 harinya ke Timur Tengah untuk kelanjutan perjanjian Israel-Palestina menyampaikan keprihatinan mendalam.
Sharon pertama kali terpilih sebagai perdana menteri pada Februari 2001, beberapa bulan setelah aksinya menginjak kompleks masjid al Aqsa sehingga memicu kemarahan rakyat Palestina hingga pecah gerakan perlawanan yang disebut intifadah kedua.
Sharon dijuluki ‘Buldozer’ karena kebijakan politiknya, baik untuk gaya maupun fisiknya. Orang Arab juga mengingat Sharon sebagai ‘Tukang Jagal dari Beirut’ karena pembantaian pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila.
 

Related

Save Palestina 619307904881656083

Posting Komentar

emo-but-icon

Archive

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item