Pemerintah Malta Dituding Tutup-Tutupi Sejarah Islam di Negeri Itu

MaltaMalta – Seorang sejarawan Malta terkenal dan Ketua Dewan Buku Nasional, Mark Camilleri, menuding Badan Pengawasan Warisan Budaya Malta milik pemerintah mencoba untuk menutup-nutupi peran dan sejarah Islam di pulau itu pada masa lalu.

Camilleri, yang menulis sebuah buku yang menantang wacana bahwa orang-orang Malta menjadi Kristen setelah kapal Paulus karam di pulau itu pada 60 M. Ia melancarkan tudingan itu setelah Badan pengawasan menolak permintaannya untuk mendaftar
semua benda arkeologi dari tahun 800-1400 M.

Muslim Arab diyakini telah menaklukkan dan memerintah di pulau Mediterania itu (Malta) antara tahun tersebut. Muslim Arab juga meninggalkan warisan sejarah dan budaya yang masih ditemukan dalam bahasa Malta pada hari ini, yang dianggap sebagai dialek bahasa Arab.

Marah dengan keputusan itu, Camiller, juga memprotes tidak adanya warisan Arab di museum arkeologi nasional. Ia menyebut badan pengawasan sebagai “mesin propaganda yang mengontrol dan menyalahgunaan bukti-bukti sejarah untuk tujuan religius dan ideologis,”.

Namun, Inspektur Anthony Pace menepis tuduhan itu, ia mengatakan bahwa daftar yang diminta oleh Camilleri adalah bagian dari penelitian yang sedang berlangsung dan temuan itu akan diterbitkan dalam waktu dua tahun.

Meskipun survei yang dilakukan oleh MaltaToday menemukan bahwa 63 % penduduk Maltese mengakui mereka di masa lalu adalah Muslim, namun responden yang berusia antara 18 dan 34 tahun nampaknya yang paling sulit untuk menerima kenyataan itu.

Related

News 127551254526432804

Posting Komentar

emo-but-icon

Archive

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item