Ahrar Syam Tolak Pertemuan Jenewa ke-2

Aleppo – Pemimpin salah satu gerakan jihad yang kuat di Suriah, Ahrar al-Syam Hassan Aboud mengatakan bahwa ia tidak akan mengakui kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan Jenewa II pada 22 Januari 2014.

Oposisi Suriah terhadap

rezim Bashar al-Assad sebagian besar akan diwakili oleh Koalisi Nasional Suriah (SNC) berbasis di Istanbul pada pertemuan tersebut, yang juga akan menarik sejumlah perwakilan dari pemerintah dan badan-badan internasional.

Minoritas Kurdi Suriah juga mencari representasi terpisah pada pertemuan tersebut, sebagai kelompok Kurdi utama, PYD  telah menolak untuk bergabung dengan pertemuan di bawah representasi SNC.

Pemimpin Ahrar al-Sham  yang tidak akan berpartisipasi, mengatakan kepada AlJazeera, “Kami melihat Jenewa sebagai alat manipulasi , untuk menggagalkan revolusi Suriah jauh dari sasaran dan tujuannya. Apa pun yang dihasilkan dari pertemuan itu, hanya mengikat kepada Koalisi Nasional Suriah saja. Sejauh yang kita perhatikan, kita akan melanjutkan revolusi sampai kita mengembalikan hak-hak kami dan martabat kami.”

Dia juga mengatakan bahwa pembicaraan Jenewa di Swiss ‘tidak memiliki pengaruh di lapangan’.

Berbicara dengan Al Jazeera saat perjalanan di dalam Suriah yang jarang dikunjungi oleh wartawan asing pada Sabtu (21/12). Dimana ALjazeera ingin mengukur sentimen terhadap konferensi perdamaian yang akan datang.

Bagi banyak warga sipil kekhawatiran terbesar adalah bagaimana mendapatkan roti, bukan negosiator di atas meja. Ahrar al- Syam mengatakan mereka tahu ini dengan baik dan saat mereka tengah tidak berperang, mereka menjalankan toko roti, menyalurkan bantuan, mendirikan pengadilan, membuka kembali sekolah-sekolah dan bahkan membebaskan wartawan Barat yang diculik oleh kelompok bersenjata lainnya.

Mereka mendukung negara Islam yang melindungi hak-hak perempuan dan minoritas agama dan etnis.

Ahrar al-Syam diyakini memiliki sekitar 20.000 pejuang dan sebagian besar terdiri dari pejuang asli Suriah.