Muntaha Al-Heeh; Ditahan dalam Sel Isolasi Israel lalu Dipukuli Hingga Alami Pendarahan di Ginjal

Tahanan perempuan yang baru-baru ini dibebaskan, Muntaha al-Heeh mengungkapkan kekejian Israel dalam sebuah surat pernyataan. Surat yang diarsipkan oleh pusat studi tahanan dan hak asasi manusia Al-Ahrar, menyebutkan bahwa Al-Heeh dipukuli dan disiksa oleh tentara Israel di penjara. Hingga mengalami pendarahan di ginjal.

Al-Heeh (21) berasal dari Al-Khalil, dibebaskan setelah ditahan oleh pendudukan Israel selama beberapa bulan. Dia ditahan di sel isolasi dan dibebaskan pada tanggal 19 November dengan jaminan.

Al-Heeh mengatakan, “Sejak saya ditangkap, tentara Israel terus memukuli saya, merampas waktu tidur saya, kemudian saya juga diborgol selama berjam-jam, dan sampai saat ini saya masih merasakan sakit karena pemukulan yang dilakukan sipir penjara Israel.”

Dia menambahkan bahwa salah satu perwira Israel pernah memukulinya dengan kejam, menyebabkan pendarahan di ginjal. Hal ini diketahui oleh dokter penjara.

Tahanan yang dibebaskan ini mengatakan dia telah terisolasi dari seluruh tahanan Palestina yang ditahan di penjara Hasharon. Dia ditahan bersama tahanan kriminal, sehingga ia melakukan protes mogok makan.

“Sebagian besar waktu, saya habiskan di dalam tahanan sendirian di sebuah kamar di pusat Maskobiyya, para prajurit memperlakukan saya dengan sangat buruk. Kehilangan kunjungan keluarga juga membuat saya mengalami penderitaan psikologis, belum lagi dengan kelanjutan penyelidikan pendudukan Israel dengan menggunakan metode yang mengerikan,” tambahnya.

Al-Ahrar menduga bahwa otoritas pendudukan Israel terus melakukan praktek agresif terhadap tahanan perempuan Palestina di pusat-pusat penahanan, yang didorong oleh keheningan dunia internasional. Ia mendesak badan-badan PBB untuk menuntut pendudukan atas kejahatan yang berulang-ulang terhadap tahanan Palestina.