Rakyat Afghanistan Kembali Berdemo Tolak Pakta Keamanan
https://ligoislam.blogspot.com/2013/11/rakyat-afghanistan-kembali-berdemo.html
Kunduz – Demonstran Afghanistan berkumpul di jalan-jalan provinsi utara Kunduz Afghanistan, untuk memprotes kesepakatan keamanan yang mungkin terjadi di masa depan terkait kehadiran militer AS di negara itu.
Para pejabat keamanan lokal Afghanistan mengatakan sejumlah besar demonstran tumpah ke jalan-jalan di Kunduz, meneriakkan slogan-slogan anti-Amerika dan membakar bendera Amerika serta patung dari Presiden AS Barack Obama seperti dilansir PTV pada hari Jumat (23/11).
Para demonstran mengatakan perjanjian keamanan antara Washington dan Kabul akan membuka jalan bagi kehadiran militer AS yang berkepanjangan di Afghanistan.
Para pengunjuk rasa yang marah juga meminta peserta Loya Jirga untuk menolak perjanjian. Loya Jirga adalah pertemuan tetua suku dan pemimpin sipil dari seluruh Afghanistan yang akan memutuskan nasib kesepakatan dalam beberapa hari mendatang.
Sementara itu, Afghanistan telah menolak permintaan AS bahwa Kabul menandatangani kesepakatan antara kedua negara sesegera mungkin.
Juru bicara Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan bahwa perjanjian tersebut harus menunggu sampai setelah pemilihan presiden tahun depan, bahkan jika itu disetujui oleh Loya Jirga dan parlemen.
Pernyataan itu muncul setelah Gedung Putih mengatakan kegagalan Karzai untuk menandatangani Perjanjian Keamanan Bilateral (BSA) pada akhir tahun ini akan mencegah Washington dan sekutunya dari perencanaan kehadiran pasca-2014 di Afghanistan.
Perkembangan ini muncul setelah beberapa putaran pembicaraan kesepakatan keamanan antara Washington dengan Kabul yang tidak menghasilkan apa-apa. Kedua belah pihak masih berselisih mengenai masalah kekebalan hukum bagi pasukan Amerika di Afghanistan.
Polemik untuk memberikan atau tidak, kekebalan hukum kepada pasukan Amerika tetap menjadi persoalan yang menonjol. Washington mengatakan tidak akan ada kesepakatan tanpa kekebalan hukum, sementara Kabul menganggap itu pelanggaran kedaulatan.
Para pengunjuk rasa juga mengatakan pasukan Amerika bertanggung jawab atas banyak kematian warga sipil di negara mereka. Sebagian besar warga Afghanistan marah atas serangan pasukan asing Amerika dan lainnya.
Tokoh politik Afghanistan juga telah mengakumulasi cercaannya terhadap pasukan pimpinan AS karena melakukan kejahatan tak termaafkan terhadap perempuan dan anak-anak Afghanistan sejak invasi negara itu pada tahun 2001.
Ribuan warga sipil Afghanistan , termasuk sejumlah besar perempuan dan anak-anak , telah tewas selama serangan malam oleh pasukan asing dan serangan pembunuhan pesawat tak berawak yang dijalankan oleh CIA.
Meningkatnya jumlah korban di Afghanistan telah menyebabkan kemarahan meluas terhadap AS dan negara-negara anggota NATO lainnya.